BELAJAR MEMELIHARA WALET MELALUI KOMPUTER

Kaderman, - 97134 (2002) BELAJAR MEMELIHARA WALET MELALUI KOMPUTER. Diploma thesis, STMIK AKAKOM Yogyakarta.

[img] Text
Lain-Lain.rtf - Published Version

Download (506kB)
[img] Text
INTISARI.rtf - Published Version

Download (11kB)
[img] Text
BAB I.rtf - Published Version

Download (30kB)
[img] Text
BAB II.rtf - Published Version

Download (53kB)
[img] Text
BAB III.rtf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (216kB)
[img] Text
BAB IV.doc - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] Text
BAB V.rtf - Published Version

Download (11kB)
[img] Text
Source code.rtf - Published Version

Download (249kB)

Abstract

Walet bukan burung ternakan, walau dapat hidup di dalam rumah yang sengaja disediakan sebagai tempat hunian. Walau sifat hidupnya liar, walet yang bias mencapai ratusan ribu ekor dalam satu rumah itu masih dapat dikelola untuk menghasilkan sarang burung bernilai puluhan juta rupiah per kg. Pengelolaan tepat akan membuat burung itu lestari, berkembang biak pesat, sekaligus menghasilkan sarang yang lebih banyak pula. “Memikat walet masuk rumah dapat dilakukan secara pasif, semi pasif, dan aktif,” tutur para pakar dan praktisi. Walet dapat dibudidayakan di seluruh Nusantara, tetapi sebaran paling merata hanya terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan NTB. Penentuan lokasi pengembangan sangat penting, karena perilaku dan kebiasaan hidup walet membutuhkan daerah penyangga yang cocok. Memiliki rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi, ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan. Upaya mengelola walet gua dan walet rumah telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu di jawa. Tujuannya agar populasi dan produksi sarang walet terjaga lestari. Ini penting demi kelanjutan bisnis para pengusaha itu sendiri. Bisnis sarang walet dengan pasaran langsung ke Cina telah berlangsung secara tradisional dan turun temurun tempo dulu. Kini upaya mengelola, budidaya, dan bisnis walet telah berjalan lebih modern. Peminat dan investor baru pun semakin banyak. Mereka ada yang berhasil, tapi ada juga yang kecewa karena gagal. Penanaman modal untuk budidaya walet perlu studi kelayakan yang memadai agar tidak lenyap begitu saja. Memang, sepintas budidaya walet terasa sangat sederhana dan mudah. Setelah terjun di lapangan, ternyata banyak factor yang harus diperhitungkan. Macam-macam kendala harus diatasi. Keberhasilan membangun rumah walet dan mengelola produksi sangat tergantung pada metode yang dikembangkan. Pengembangan walet membutuhkan rencana dan aturan yang tertib dengan berpijak pada azas kelestarian serta keseimbangan daya dukung lingkungan. Faktor-faktor itu mutlak harus diperhitungkan untuk menjaga keseimbangan populasi maupun produksi sesuai kemampuan daya dukung yang tersedia. Mengingat begitu rumitnya tata cara beternak burung walet ini, maka muncul inisiatif untuk membantu para peternak walet dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, yaitu dengan jalan merancang sebuah sistem informasi yang akan memuat berbagai informasi seputar walet, mulai dari teknik pembuatan rumah sampai ke teknik pemasaran sarang burung walet. Sarang walet sebenarnya hanyalah air liur burung spesies Collocalia. Namun air liur itu menjadi komoditas eksklusif yang harganya bisa mencapai belasan juta rupiah. Umumnya sarang walet dikonsumsi dalam bentuk sup yang disantap hangat. Menu sarang walet ini dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh, awet muda, bahkan menambah gairah seks. Di restoran papan atas, menu berupa sup, tim, atau manisan sarang burung walet harganya bisa mencapai Rp. 30.000-Rp.40.000. Harga sarang itu sendiri dapat mencapai Rp. 12 juta per kg. Dengan harga setinggi itu hanya kalangan jetset yang mampu mengkonsumsinya. Tingginya harga antara lain disebabkan oleh kepercayaan terhadap kasiatnya. Sarang walet sudah jadi mitos sebagai pembangkit stamina, penambah daya seks, dan pembuat awet muda karena mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor dan besi. Selain itu langkahnya barang dipasaran juga ikut mendongkrak daya jual tetap tinggi hingga saat ini. Walet yang selama ini dikenal sebagai penghasil sarang itu terdiri dari enam jenis. Namun tidak semuanya menghasilkan sarang yang bisa dikonsumsi. Keenam jenis walet tersebiut bisa dibedakan berdasarkan warna bulu, ukuran tubuh, suara, dan tipe sarangnya. Walet merupakan burung kecil berukuran 10-16 cm. Tergolong burung yang terbangnya paling cepat. Di alam burung ini tersebar hampir seluruh dunia, walet mempunyai hubungan kekerabatan dekat dengan burung kolibri (famili Trchilidae terdiri 319 spesies). Kedua kelompok burung ini termasuk dalam satu ordo Apodiformes. Semua jenis walet memiliki bentuk tubuh yang hampir sama. Burung ini sering dikacaukan dengan burung kepinis (famili Passeriformes, terdiri 80 spesies), padahal secara taksonomi sama sekali tidak punya hubungan. Sayap walet berbentuk bulan sabit, runcing dan memanjang. Ekornya bercabang dua, belahannya ada yang dalam, ada pula yang dangkal. Burung walet lebih suka menggantung pada batu-batu karang menggunakan cakarnya yang tajam, bersarang di gua-gua, atau di langit-langit rumah. Karena kebiasaannya hingga di langit-langit lantas orang “menjaringnya” agar burung tersebut mau menjalin sarang di rumah yang didirikan. John Mackinnon dalam Birds of Java and Bali menyebutkan, identifikasi walet bisa berdasarkan bentuk ekor dan ukuran tubuhnya. Apabila bentuk ekor meruncing atau terbelah dalam, ukuran kepala dan badan sekitar 16 cm, gaya terbangnya berputar-putar, diduga spesies Hydrochous gigas. Lain lagi dengan spesies Collocalia esculenta, Aerodramus fuciphagus, A. vanikorensis, A. brevirostris, dan A. maximus. Meskipun bentuk ekor dan cara terbangnya sama dengan H. gigas, ukuran tubuh mereka relatif lebih kecil. Warna buluhnya juga sedikit berbeda. Marga Aerodramus agak sulit dibedakan ditempat terbuka, tapi lebih mudah tegak dikenali dari bentuk sarangnya. Program Belajar Memelihara Walet Melalui Komputer ini terdiri dari 5 sub program, yaitu Program Utama, Program Informasi, Program Edit data, Program Input Data dan Program Password.

Item Type: Thesis (Diploma)
Additional Information: Pembimbing : Erna Hudianti P, S.Si,. M.Si Call Number : 172 Kad b
Subjects: A Karya Umum (General) > Ilmu Komputer (Computer Science) > Program Aplikasi
Divisions: Jenjang Diploma Tiga > Manajemen Informatika (Informatics Management)
Depositing User: Mr. Andi Setyanto
Date Deposited: 17 Apr 2018 03:48
Last Modified: 17 Apr 2018 03:48
URI: http://eprints.akakom.ac.id/id/eprint/7824

Actions (login required)

View Item View Item