SISTEM INFORMASI BATIK DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA

Widiastuti, Ari Juli - 99415 (2002) SISTEM INFORMASI BATIK DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA. Diploma thesis, STMIK AKAKOM Yogyakarta.

[img] Text
HALAMAN JUDUL.doc - Published Version

Download (131kB)
[img] Text
HALAMAN PENGESAHAN.doc - Published Version

Download (46kB)
[img] Text
KATA PENGANTAR.doc - Published Version

Download (25kB)
[img] Text
DAFTAR TABEL.doc - Published Version

Download (43kB)
[img] Text
DAFTAR GAMBAR.doc - Published Version

Download (44kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.doc - Published Version

Download (95kB)
[img] Text
BAB I.doc - Published Version

Download (67kB)
[img] Text
BAB II.doc - Published Version

Download (80kB)
[img] Text
BAB III - 1.doc - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (54kB)
[img] Text
BAB III - 3.doc - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (40kB)
[img] Text
BAB III - 4.doc - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (20kB)
[img] Text
BAB IV.doc - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
BAB V.doc - Published Version

Download (72kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.doc - Published Version

Download (45kB)
[img] Text
LISTING PROGRAM.doc - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (270kB)

Abstract

Batik sebagai produk budaya yang selama ini berfungsi sebagai komoditi, pada dekade ini terasa mulai mengalami masa surut. Pertumbuhan ekonomi juga membawa segi-segi negatif pada seni batik, dengan berkurangnya peminat-peminat yang ingin memperdalam seni batik dan hilangnya motif, gaya, garis, warna, bidang, tekstur, filosofi serta simbol yang khas dari daerah di mana kain tersebut dibuat. Batik merupakan suatu karya seni dengan ragam hias simboliknya, di mana di dalamnya mempunyai arti yang mendalam mengenai falsafah hidup dan mencerminkan unsur-unsur kehidupan. Sehubungan dengan simbol-simbol di dalam perjalanan hidup manusia, maka berkembanglah beberapa motif atau ragam hias yang dihubungkan dengan upacara-upacara, ada motif yang dipakai untuk upacara perkawinan, mengandung anak pertama, melahirkan, pengobatan/perawatan penyakit, menyambut tamu maupun untuk upacara kematian. Dengan demikian nilai filosofi yang terkandung pada sehelai batik di jaman itu sangatlah tinggi. Sedangkan perkembangannya (batik tradisional/batik tulis) mulai terdesak oleh batik-batik moderen di mana produksinya dengan menggunakan cara produksi massal dan cepat. Sementara itu banyak batik-batik yang sangat tinggi nilai budayanya yang mendapat perlakuan tidak semestinya karena berada di tangan yang tidak mengerti akan nilai batik itu sendiri sebagai benda budaya yang bernilai tinggi. Hal ini didorong oleh suatu keadaan bahwa semakin hari para wisatawan yang datang ke Indonesia khususnya ke Yogyakarta untuk membeli dan mengoleksi kain batik yang bermutu tinggi. Sehingga dikhawatirkan kain batik yang tertinggal di Indonesia hanya yang bermutu rendah saja, karena kain batik yang bermutu tinggi sudah banyak dibeli dan dikoleksi di luar negeri. Kegiatan pengumpulan, pemeliharaan, pameran, penelitian serta pendidikan dan rekreasi adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan agar bangsa Indonesia dapat kembali mengenal dan mencintai seni batik yang merupakan bagian dari kebudayaan bangsa dan untuk menyelamatkan agar nilai-nilai keindahannya dapat diangkat kembali kepermukaan, untuk selanjutnya dapat dilestarikan bahkan kalau mungkin dikembangkan. Untuk menunjang segala kegiatan tersebut, dituntut suatu wadah berupa museum yang presentatif. Dibandingkan dengan museum yang ada di negara maju, Indonesia memang jauh ketinggalan dalam segala hal (khususnya permuseuman di Yogyakarta), baik dari segi dana, tenaga ahli/tenaga terampil, apresiasi masyarakat, publikasi, bangunan, manajemen, penguasaan bahasa asing, komunikasi dengan institusi kepariwisataan, pengamanan, maupun jenis koleksi. Banyak museum dalam keadaan yang sangat memprihatinkan antara lain masalah gedung, koleksi, penyajian, perawata, organisasinya serta fasilitasnya, sehingga ‘museum’ tidak mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagaimana mestinnya untuk melayani masyarakat. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningka terutama dari segi kualitas intelektualnya, semakin relatif dalam mengunjungi museum guna menunjang pengetahuan dan pendidikannya. Data menunjukkan kurangnya minat masyarakat dalam mengunjungi museum disebabkan karena cukup lama perhatian masyarakat terkonsentrasi pada masalah nasib hidup akibat penderitaan yang berkepanjangan, tinggi/rendahnya intelektual masyarakat, sarana, fasilitas, letak yang kurang strategis dan lain sebagainya. Kurangnya kesadaran dan atensi masyarakat terhadap museum akan dapat menimbulkan gejala yang membahayakan, di mana orang-orang asing menggila mencari benda yang bernilai tinggi (yang nota bene sering tidak berharga di mata masyarakat tapi sangat berharga bagi mereka) untuk dijadikan koleksi berharga di negara mereka. Perlu diketahui bahwa penyelenggaraan museum bukan usaha sambil lalu, tetapi memerlukan penanganan yang lebih profesional sehingga kehadiran museum di masa kini dan masa depan dapat memberi sumbangan yang berharga bagi proses pertumbuhan manusia Indonesia yang utuh, berkepribadian kuat dan sanggup menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan. Pamor museum di Indonesia sebenarnya dapat berkibar bila dikelola dengan baik. Masalahnya terbentur pada biaya yang tidak mencukupi, antara lain adalah dana untuk pengamanan benda-benda budaya. Ada baiknya pihak swasta ikut terlibat juda dalam pengelolaan museum. Sedangkan fungsi dari museum itu sendiri adalah sebagai suatu wadah untuk mendokumntasikan dan dapat men’tema’kan produk atau barang yang akan disimpan supaya pengunjung tahu pemikiran sejarah yang tersimpan sehingga dapat memberi gambaran yang jelas tentang perkembangannya. Selain itu juga museum mempunyai tujuan untuk mendidik pengunjung untuk mengembangkan produk tersebut secara turun temurun, menghargainya dan melestarikannya. Kota Yogyakarta merupakan salah satu pusat kerajinan batik di Indonesia. Selain itu juga sebagai kota pendidikan dan kota budaya yang sangat berpotensi di bidang kepariwisataan. Untuk itu perlu terus dikembangkan dan ditangani dengan serius. Satu-satunya museum batik yang pernah ada di Yogyakarta tidak memenuhi syarat sebagai museum dan saat ini keadaannya sangat memprihatinkan. Dengan adanya museum batik di Yogyakarta, berarti akan menambah obyek wisata dan wisatawan di samping juga menjadi tempat bagi para peneliti, mahasiswa dan pelajar untuk mempelajari batik, di mana merupakan bagian dari salah satu kebudayaan yang berarti semakin memantapkan eksistensinya sebagai kota pendidikan, kebudayaan dan pariwisata. Museum pada mulanya merupakan tempat menampung segala benda aneh, kemudian mempunyai pengertian tempat menyimpan benda-benda seni dan pengetahuan. Peranan museum pada waktu itu lebih mengutamakan fungsinya sebagai tempat peragaan benda-benda koleksi pemiliknya, sehingga dapat menunjukkan kekayaan seseorang. Dengan begitu museum merupakan tanda status seseorang akan derajat kekayaan dan kekuatan. Keterlibatan para cendekiawan dalam mengkaji ilmu pengetahuan tentang manusia dan alam menyebabkan arti koleksi itu sendiri menjadi sangat penting. Pembinaan koleksi dan penyajiannya yang semakin meluas dan mendalam menyebabkan museum lebih merupakan suatu intitusi dari kelompok elit yang semakin lama semakin terbuka untuk umum. Benda-benda budaya yang lambat laun makin pinah, perlu dirawat dan ditunjukkan sebagai bukti pertumbuhan sejarah kebudayaan untuk generasi yang akan datang. Agar koleksi itu bermanfaat, maka harus disusun dan dipamerkan menurut dasar ilmiah yang dibutuhkan. Pendayagunaan yang optimal dari museum yang melibatkan masyarakat seluas-luasnya dengan kemungkinan melakukan interprestasi ilmiah merupakan persoalan utama baru. Peranan museum saat ini bersifat lebih kompleks yang bertolak dari semua lapisan masyarakat sebagai pengunjung. Di samping membantu adaptasi terhadap lingkungan baru, museum juga memberi petunjuk tentang pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat.

Item Type: Thesis (Diploma)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Tri Prabawa, M.Kom. Call Number : 274 Wid s
Subjects: A Karya Umum (General) > Ilmu Komputer (Computer Science) > Sistem Informasi
Divisions: Jenjang Diploma Tiga > Manajemen Informatika (Informatics Management)
Depositing User: Mr. Andi Setyanto
Date Deposited: 02 Apr 2018 07:14
Last Modified: 02 Apr 2018 07:14
URI: http://eprints.akakom.ac.id/id/eprint/7675

Actions (login required)

View Item View Item